BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Bekakang
Pengetahuan terbagi dalam beberapa
tingkatan, yakni pengetahuan biasa, ilmu pengetahuan yang diperoleh dari
analisis pengetahuan biasa menggunakan metode ilmiah, fisafat, dan agama.
Filsafat masuk dalam kategori tingkatan ilmu karena filsafat sendiri adalah
merupakan hasil pemikiran yang mendalam mengenai sesuatu yang belum dapat
dipecahkan ketika menggunakan ilmu pengetahuan.
Filsafat berasal dari kata Philosophia gabungan dari philo atau philos dan Sophia. Philo atau philos berarti teman atau sahabat sedangkan Sophia dapat diartika sebagai pengetahuan yang bijaksana. Jadi
filsafat dapat diartikan sebagai hasrat atau keinginan yang sungguh-sungguh
untuk mengerti secara mendalam, mencari kebenaran hakiki. akar atau hakekat
tentang sesuatu.
Filsafat memiliki banyak cabang,
salah satunya adalah filsafat sejarah, dimana filsafat sejarah sendiri terbagi
menjadi dua yakni filsafat sejarah spekulatif dan filsafat sejarah kritis.
Dalam kaitannya selanjutnya, filsafat sejarah spekulatif terbagi atas tiga
periode yakni zaman kuno, pertengahan, dan zaman modern.
Dalam hal ini, pandangan dan
pemikiran filsafat sejarah spekulatif Charles Darwin masuk dalam kategori
filsafat sejarah masa modern, bersama tokoh-tokoh pemikir lain seperti Hegel.
Marx, Spengler, Toynebee, dan lainnya.
Dalam pandangan dan pemikiran filsafat sejarah
spekulatif Charles Darwin lebih menekankan pada pendapatnya terhadap
pertumbuhan makhaluk hidup dari tingkat sederhana ke tingkat yang lebih
kompleks. Hasil pemikiran Darwin sendiri yang paling terkenal adalah On The Origins of Species. Selain menekankan pada ilmu alam,
hasil pemikiran Darwin juga dikaitkan dengan ilmu sosial yang kemudian dikenal
dengan Darwinisme Sosial yang juga berpengaruh pada pemikiran dalam filsafat
sejarah spekulatif. Atas dasar perihal
tersebutlah, penulis berusaha mendalami sekaligus
mengkaji
mengenai pemikiran filsafat sejarah spekulatif Charles Darwin yang dirumuskan pada judul Pandangan
dan Pemikiran Filsafat Sejarah Spekulatif Charles Darwin.
1.2 Rumusan Masalah
Bedasarkan latar belakang dan ruang
lingkup seperti yang tersaji diatas, maka peneliti mengidentifikasi permasalahan
yang akan dikaji di dalam karya tulis ini, diantaranya sebagai berikut:
1.2.1
Bagaimana
biografi Charles Darwin?
1.2.2
Bagaimana
pandangan Charles Darwin dalam filsafat sejarah spekulatif?
1.2.3
Bagaimana irama
atau pola, motor penggerak, dan tujuan dalam filafat sejarah spekulatif menurut
pandangan Charles Darwin?
1.3 Tujuan
Bedasarkan rumusan masalah diatas,
maka tujuan yang ingin dicapai peneliti dalam penulisan karya tulis ini ialah:
1.3.1
Mengetahui
biografi Charles Darwin
1.3.2
Mengetahui
pandangan Charles Darwin dalam filsafat sejarah spekulatif
1.3.3
Mengetahui irama
atau pola, motor penggerak, dan tujuan dalam filsafat sejarah spekulatif
menurut pandangan Charles Darwin
1.4 Manfaat
Karya tulis ini diharapkan dapat
memberi manfaat yang baik bagi semua kalangan masyarakat, sehingga berdasarkan
rumusan masalah dan tujuan pengkajian sebagaimana yang tersaji diatas, maka
hasil pengkajian ini dapat memberi manfaat sebagai berikut:
1.4.1
Bagi penulis,
memberi pengalaman serta mengasah
kemampuan dalam menulis karya tulis ilmiah;
1.4.2
Bagi mahasiswa,
dapat memberi wawasan mengenai pandangan dan pemikiran filsafat sejarah
spekulatif Charles Darwin
1.4.3
Bagi pembaca dan
masyarakat luas, dapat dijadikan referensi bacaan mengenai pandangan dan
pemikiran filsafat sejarah spekulatif Charles Darwin
BAB
2. PEMBAHASAN
2.1 Biografi Charles Darwin
Charles Darwin dilahirkan di Shrewsbury, Shropshire,
Inggris, di rumah keluarganya, the Mount House pada tanggal 12 Februari 1809.
Ia adalah anak kelima dari enam bersaudara dari seorang dokter yang kaya,
Robert Darwin dan Susannah Wedgwood. Kakeknya, Erasmus Darwin (penyair, dokter,
ahli filsafat, dan penemu termasyhur) dari pihak ayah dan Josiah Wedgwood dari
pihak ibunya. Keduanya berasal dari keluarga Inggris terkemuka, keluarga Darwin
- Wedgwood yang mendukung gereja Unitarian. Ibunya meninggal dunia ketika
Charles masih berusia delapan tahun. Ketika pada tahun berikutnya ia bersekolah
di Sekolah Shrewsbury yang tidak begitu jauh, ia tinggal di asrama sekolah itu.
Selepas ditinggal oleh ibunya,
Ia lalu diasuh kakak perempuannya yang bernama Carolin. Carolin mendidik Darwin
menjadi anak yang suka menolong sesama. Ketika itu Darwin suka melamun dan
bohong kecil. Kegemarannya mengumpulkan benda-benda seperti cap, sejenis
perangko, batu-batuan dan benda-benda yang terbuat dari logam. Pada umur 9
tahun ia masuk SD di Shrewsbury. Tapi, seperti Edison, ia membenci semua mata pelajaran yang diajarkan di
sekolah. Maka ia termasuk anak orang kaya yang bodoh atau anak bodoh yang kelak
jadi termasyhur di seluruh dunia. Pada umur 16 tahun Darwin dimarahi ayahnya.
Kata ayahnya, "Kau bersekolah tapi malas belajar. Yang kau utamakan hanya
berburu dan menangkap tikus. Yang kau perlihatkan hanya anjing. Kau hanya
membuat malu orang tua. Seharusnya kau merasa malu juga".
Karena orang tuanya kaya dan
terpandang, Darwin menikmati kenyamanan dan mempunyai akses untuk mengenyam
fasilitas-fasilitas pendidikan yang bagus, sehingga Darwin dapat masuk
Universitas Edinburgh
jurusan
kedokteran. Di sini ia tidak mau belajar. Waktunya ia habiskan untuk
bermain-main di pantai. Ia mengumpulkan bintang-binatang laut seperti kepiting,
rajungan, dan kerang. Ia sering ikut para nelayan mengumpulkan kerang mutiara.
Kadang-kadang ia menguliti burung dan mengisinya dengan kapas, lalu
mengeringkannya. Tentu saja kuliahnya gagal. Karena gagal ia pindah ke
Cambridge supaya belajar jadi pendeta. Di sini ia terpaksa banyak membaca Alkitab.
Ia berkenalan dengan bagaimana Tuhan menciptakan alam semesta, tumbuhan, hewan,
dan manusia, menurut Alkitab. Setiap kali Tuhan bersabda, terciptalah apa yang
disabdakannya. Di dalam otak Darwin mulai timbul pertanyaan semacam ini,
"Benarkah manusia tercipta dengan tiba-tiba?" Tapi hampir seluruh
waktunya ia hamburkan untuk naik kuda dan berburu. Akibatnya kuliahnya gagal
lagi. Untunglah ia berkenalan dengan John Stevens Henslow, professor botani,
yang mendidik Darwin menjadi pencinta biologi.
Charles
Robert Darwin adalah
ahli biologi, geologi dan ekologi Inggris, penemu teori evolusi, pengarang,
penyelidik, dan peneliti alam. Ia adalah seorang naturalis Inggris yang
teori revolusionernya meletakkan landasan bagi teori evolusi modern dan prinsip
garis keturunan yang sama (common descent)
dengan mengajukan seleksi alam sebagai mekanismenya. Teori ini kini dianggap
sebagai komponen integral dari biologi (ilmu hayat).
Ia mengembangkan minatnya dalam
sejarah alam ketika ia mula-mula belajar ilmu kedokteran, dan kemudian teologi, di
universitas. Perjalanan lautnya ke seluruh dunia selama lima tahun di atas
kapal HMS Beagle tulisan-tulisannya yang berikutnya menjadikannya seorang
geologis terkemuka dan penulis yang terkenal. Pengamatan biologisnya membawanya
kepada kajian tentang transmutasi spesies dan ia mengembangkan teorinya tentang
seleksi alam pada 1838. Karena sadar sepenuhnya bahwa orang-orang lain yang
mengemukakan gagasan-gagasan yang dianggap sesat seperti itu mengalami hukuman
yang hebat,
ia hanya
menyampaikan penelitiannya ini kepada teman-teman terdekatnya. Namun ia
meneruskan penelitiannya dengan menyadari akan munculnya berbagai keberatan
terhadap hasilnya. Namun pada 1858 informasi bahwa Alfred Russel Wallace juga
menemukan teori serupa mendorongnya melakukan penerbitan bersama tentang teori
Darwin.
Bukunya On the Origin of Species by Means of Natural Selection, or The
Preservation of Favoured Races in the Struggle for Life (biasanya disingkat
menjadi The Origin of Species) (1859)
merupakan karyanya yang paling terkenal sampai sekarang. Buku ini menjelaskan
evolusi melalui garis keturunan yang sama sebagai penjelasan ilmiah yang
dominan mengenai keanekaragaman di dalam alam. Darwin diangkat menjadi Fellow of the Royal Society, melanjutkan
penelitiannya, dan menulis serangkaian buku tentang tanaman dan binatang,
termasuk manusia, dan yang menonjol adalah The
Descent of Man, and Selection in Relation to S3x dan The Expression of the Emotions in Man and
Animals. Bukunya yang terakhir adalah tentang cacing tanah.
2.2 Pandangan
Charles Darwin dalam Filsafat Sejarah Spekulatif
2.2.1
Teori Evolusi Charles Darwin
Charles Darwin
merupakan seorang tokoh naturalis Inggris
yang teori revolusionernya meletakkan landasan bagi teori evolusi modern dan
prinsip garis keturunan yang sama (common
descent) dengan mengajukan seleksi alam sebagai mekanismenya. Teori ini
kini dianggap sebagai komponen integral dari biologi (ilmu hayat).
Karyanya
yang paling terkenal adalah On The Origin
of Species yang diterbitkan pada tahun 1859. Ide
tentang terjadinya evolusi biologis sudah lama menjadi pemikiran manusia.
Namun, di antara berbagai teori evolusi yang pernah diusulkan, nampaknya teori
evolusi oleh Darwin yang paling dapat diterima.
Darwin (1858) mengajukan 2 teori pokok yaitu spesies yang
hidup sekarang berasal dari spesies yang hidup sebelumnya, dan evolusi terjadi
melalui seleksi alam. Perkembangan tentang teori evolusi sangat menarik untuk
diikuti. Darwin berpendapat bahwa berdasarkan pola evolusi bersifat gradual,
berdasarkan arah adaptasinya bersifat divergen dan berdasarkan hasilnya sendiri selalu dimulai
terbentuknya varian baru.
Dalam perkembangannya teori evolusi
Darwin mendapat tantangan (terutama dari golongan agama, dan yang menganut paham
teori penciptaan – Universal Creation), dukungan dan pengkayaan-pengkayaan.
Jadi, teori sendiri juga berevolusi sehingga teori evolusi biologis yang
sekarang kita kenal dengan label “Neo
Darwinian” dan “Modern Sintesis”, bukanlah murni seperti yang diusulkan
oleh Darwin. Berbagai istilah di bawah ini merupakan hasil pengkayaan yang
mencerminkan pergulatan pemikiran dan argumentasi ilmiah seputar teori evolusi:
berdasarkan kecepatan evolusi (evolusi quasi dan evolusi quantum); berdasarkan
polanya (evolusi gradual, evolusi punctual, dan evolusi saltasi) dan
berdasarkan skala produknya (evolusi makro dan evolusi mikro).
Banyak hal dan pemikiran ahli lain
yang mempengaruhi perkembangan teori Darwin, antara lain:
1) Ekspedisi ke lautan Galapagos
ditemukan bahwa perbedaan bentuk paruh burung Finch disebabkan perbedaan jenis
makanannya.
2) Geolog Charles Lyell (1830)
menyatakan bahwa batu-batuan di bumi selalu mengalami perubahan. Menurut
Darwin, hal-hal tersebut kemungkinan mempengaruhi makhluk hidupnya. Pikiran ini
juga didasarkan pada penyelidikannya pada fosil.
3) Pendapat ekonom Malthus yang
menyatakan adanya kecendrungan kenaikan jumlah penduduk lebih cepat dari
kenaikan produksi pangan. Hal ini menimbulkan terjadinya suatu persaingan untuk
kelangsungan
hidup.
Oleh Darwin hal ini dibandingkan dengan seleksi yang dilakukan oleh para
peternak untuk memperoleh bibit unggul.
4) Pendapat beberapa ahli seperti
Geoffroy (1829), WC Wells (1813), Grant (1826), Freke (1851), dan Rafinisque
(1836).
Karangan
Darwin tersebut mengilhami para pendukung spekulatif sehingga mereka menyususun
semacam “hukum evolusi” bagi sejarah.
Sejarah ditandai oleh suatu “struggle
for life” antara orang-perorang, kelompok-kelompok, bangsa-bangsa dan seterusnya. Sebaliknya pula, ada pendapat bahwa sejarah itu adalah siklis
atau melingkar, sejarah selalu berulang kembali. (Sundoro. 2009: 23).
Teori Darwin
berkenaan dengan hukum rimba. Dimana pihak yang kuat akan mengalahkan pihak
yang lemah. Pada hakekatnya, menurut Darwin dunia adalah “arena perjuangan”
untuk mempertahankan hidup. Alam sebagai ring tempat perkelahian tanpa ada rasa
belas kasih. Hidup adalah sebuah pertikaian abadi. Dari pertikaian akan
menciptakan perkembangan
Dari teorinya, dapat diringkas bahwa Darwin menjelaskan
bahwa semua spesies mahluk hidup yang hidup di dunia ini-termasuk
manusia-berasal dari nenek moyang yang sama, yakni mahluk bersel satu sejenis
protozoa. Mahluk bersel satu ini tercipta dengan sendirinya-tanpa melibatkan
Tuhan, terdiri dari asam amino dan air.
Mahluk
sederhana itu kemudian melakukan adaptasi dengan alam, sehingga mendapatkan
sifat baru yang lebih baik dari sebelumnya. Sifat baru itu kemudian diwariskan
kepada generasi-generasi berikutnya, sehingga terakumulasi, dan akhirnya
tercipta spesies baru yang sama sekali berbeda dengan moyangnya. Mahluk baru
itu kemudian berevolusi juga hingga tercipta spesies baru yang lainnya. Begitu
seterusnya, sehingga muncul berbagai spesies yang ada sekarang, termasuk
manusia.
Menurut Darwin, semua proses itu berjalan begitu saja
secara alamiah, tanpa ada peran Tuhan di dalamnya. Alam telah memiliki
mekanisme sendiri untuk mengatur kehidupan di dalamnya. Jadi tidak perlu melibatkan Tuhan untuk mengaturnya.
Pemikiran ini ada di benak Darwin dikarenakan dia seorang penganut faham
agnotisisme, yakni faham yang meragukan keberadaan Tuhan.
Dalam pandangan Darwin, di alam ini
seluruh mahluk hidup harus senantiasa berjuang untuk mempertahankan
kehidupannya (struggle for life)
dengan ketentuan mutlak, hanya mahluk yang unggul, yang dapat beradaptasi
dengan alam akan bertahan hidup (survival
for the fittest), lalu dapat melahirkan keturunan baru dan selanjutnya
dapat melahirkan spesies baru. Sedangkan yang lemah, yang tidak mampu
beradaptasi akan mati lalu punah. Mekanisme itu ia sebut sebagai seleksi alam (natural selection).
Ia memajukan dan mempertahankan teori
perkembangan untuk segala sesuatu, pun manusia. Dengan demikian manusia itu
sekarang ini hanya hasil yang tertinggi dari perkembangan tersebut serta
teratur oleh-oleh hukum mekanik. Seperti dalam tumbuh-tumbuhan serta hewan
untuk manusia pun berlaku survival of the fittest dan hukum stugle
for life merupakan hukum tertinggi bagi hidupnya. Dalam prinsipnya tak
adalah beda antara manusia dan binatang pun tak ada perbedaan inti dengan benda
apapun juga. Karena perkembangan ini terbuka juga kemungkinan bahwa kemudian
hari akan timbul dari manusia sesuatu yang sempurna dari manusia yang sekarang
ini.
Sebenernya evolusi Darwin ini dari sudut
filsafat tidak amat banyak bedanya dari positivisme tentang pendapatnya
mengenai pengetahuan. Hanya yang dialami sajalah yang sungguh-sungguh, lainnya
itu bukanlah kesungguhan atau sekurangan kurangnya manusia tidaklah tahu akan
hal-hal yang mengatasi pengalaman.
Oleh karena yang memajukan teori ini Darwin,
teori ini ada yang menyebut Darwinisme.
2.2.2
Darwinisme Sosial
Sepintas lalu teori Darwin itu
seperti tidak punya dampak apa-apa, kecuali sekedar sebuah teori dalam bidang
biologi dan paleontologi. Tapi sejarah menunjukkan, teori Darwin atau
Darwinisme yang tadinya sebatas pada bidang biologi itu kemudian berkembang
menjadi “Darwinisme Sosial”, yakni penerapan teori Darwin dalam berbagai bidang
kehidupan manusia, mancakup sosial, ekonomi, politik.
Pada
bidang Sosiologi, kita kenal Teori Evolusi Sosial yang dipopulerkan oleh Sir
Herbert Spencer (1820-1903), yang menyatakan bahwa masyarakat berkembang dari
bentuk yang sederhana, tidak teratur menjadi bentuk yang koheren dan teratur.
Sementara itu, pada kajian Hubungan International, dikenal juga teori
International Darwinism dengan konsep negara yang paling kuatlah yang akan
menang dalam setiap kancah persaingan internasional.
Evolusi Sosial digambarkan
sebagai serangkaian perubahan sosial pada masyarakat yang berlangsung lama
dan berawal dari kelompok suku dan/atau masyarakat sederhana dan homogen
kemudian secara bertahap menjadi masyarakat yang lebih maju dan akhirnya
menjadi masyarakat modern yang heterogen, kompleks dan diferensiasi fungsi.
Dalam menjalani tahapan-tahapan perubahan tersebut setiap kelompok masyarakat
mempunyai metode/cara yang tidak sama karena menyesuaikan dengan unsur budaya
lokal. Adalah pemikiran Auguste Comte sebelum Herbert Spencer, yang
menitikberatkan bahwa
masyarakat adalah pemimpin yang memiliki kedudukan
dominan terhadap individu manusia pribadi.
Darwinisme Sosial kemudian hanya
memberikan dampak buruk kepada kemanusiaan, dengan menjadi komponen pendukung
bagi faham rasialisme, fasisme, kolonialisme, imperialisme, kapitalisme dan
komunisme.
Menurut Darwin, ras kulit putih (Eropa) dikatakan
sebagai ras beradab, karena proses evolusinya lebih sempurna dari pada kulit
berwarna (Asia dan Afrika). Sedangkan ras kulit berwarna dikatakannya sebagai
ras biadab, karena sifatnya ‘masih dekat’ dengan kera dan gorila. Karena itu
Darwin meramalkan kelak ras kulit putih akan memenangkan pertarungan itu dengan
mengalahkan ras kulit berwarna, sehingg ras kulit berwarna akan punah. “Di masa
mendatang, tidak sampai berabad-abad lagi, ras-ras manusia beradab hampir dipastikan
akan memusnahkan dan menggantikan ras-ras biadab (kulit berwarna) di muka
bumi,” tulis Darwin.
Spencer berpendapat, suatu organisme akan
bertambah sempurna apabila bertambah kompleks dan terjadi diferensiasi antara
bagian-bagiannya. Hal ini berarti ada organisme yang mempunyai fungsi yang
lebih matang di antara bagian-bagian lain dari organisme sehingga dapat
berintegrasi dengan lebih sempurna. Secara evolusioner, tahap organisme
tersebut akan semakin sempurna sifatnya. Dengan demikian organisme mempunyai
kriteria yang dapat diterapkan pada setiap masyarakat yaitu kompleksitas,
diferensiasi, dan integrasi. Evolusi sosial dan perkembangan sosial pada
dasarnya adalah pertambahan diferensiasi dan integrasi, peningkatan pembagian
kerja, dan suatu transisi dari keadaan homogen ke keadaan heterogen (Soekanto,
1990: 39-41).
Dalam bukunya Principles
of Sociology, Spencer berpendapat bahwa pada masyarakat industri yang telah
terjadi diferensiasi dengan mantap, akan ada
stabilitas yang menuju pada keadaan hidup
yang damai. Seperti juga Comte, Spencer berpendapat bahwa tujuan hidup setiap
manusia adalah menyesuaikan diri dengan panggilan hidup dalam masyarakat
sekitarnya yang selalu berevolusi menuju perbaikan dan kemajuan.
Pusat perhatian
Spencer juga tertuju pada gerak yang dipandang sebagai suatu tenaga yang
menggerakkan proses pemisahan (diferensiasi, membedabedakan) dan proses
mengikat (integrasi, persatuan). Tenaga ini membawa kesamaan dan perpecahan dan
ketidakpastian dalam evolusi sehingga membentuk kelompok, golongan, ras, suku
bangsa, bangsa, dan negara. Evolusi terus berlanjut, ada yang menuju
kesempurnaan, tetapi ada juga yang sebaliknya. Evolusi pada sosiologi mempunyai
arti optimis yaitu tumbuh menuju keadaan yang sempurna, kemajuan, perbaikan,
kemudahan untuk perbaikan hidupnya.
2.3 Irama, Motor Penggerak, dan Tujuan dalam
Filsafat Sejarah Spekulatif Menurut Pandangan Charles Darwin
2.3.1
Irama
atau Pola Filsafat Sejarah Spekulatif Menurut Charles Darwin
Berdasarkan pemaparan-pemaparan
sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa pola atau irama gerak sejarah spekulatif
menurut pandangan Charles Darwin adalah evolutif divergen. Darwin berpendapat bahwa berdasarkan pola evolusi
bersifat gradual, berdasarkan arah adaptasinya bersifat divergen dan berdasarkan hasilnya sendiri selalu dimulai
terbentuknya varian baru. Sesuai dengan
pandangannya bahwa semua makhluk hidup yang ada
saat ini berasal dari satu
spesies yakni hewan bersel satu kemudian beradaptasi dengan alam sehingga
mendapatkan sifat baru yang lebih baik dari sebelumnya. Sifat baru itu kemudian
diwariskan kepada generasi-generasi berikutnya, sehingga terakumulasi, dan
akhirnya tercipta spesies baru yang sama sekali
berbeda dengan moyangnya. Mahluk baru itu kemudian berevolusi juga hingga
tercipta spesies baru yang lainnya. Begitu seterusnya, sehingga muncul berbagai
spesies yang ada sekarang, termasuk manusia.
2.3.2
Motor Penggerak Filsafat Sejarah Spekulatif Menurut Charles Darwin
Motor penggerak disini dapat
diartikan sebagai orang maupun suatu hal yang mendalangi suatu sejarah itu terus
bergerak dari waktu ke waktu. Menurut Charles Darwin berdasarkan pandangannya
dalam teori Evolusi, motor penggerak
dalam sejarah spekulatif adalah proses seleksi alam, dimana seleksi alam inilah
yang menentukan gerak suatu hal masih tetap ada maupun musnah. Sehingga dalam
hal ini, untuk memenangkan seleksi alam ini, individu ataupun kelompok (makhluk
hidup) harus mampu beradaptasi dengan lingkungannya, mampu senantiasa
berjuang untuk mempertahankan kehidupannya (struggle
for life) dengan ketentuan mutlak, hanya mahluk yang unggul, yang dapat
beradaptasi dengan alam akan bertahan hidup (survival for the fittest).
2.3.3
Tujuan Filsafat Sejarah Spekulatif Menurut Charles Darwin
Dalam
teori evolusi menurut pandangannya, terdapat dua asumsi yakni spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies yang hidup
sebelumnya, dan evolusi terjadi melalui seleksi alam. Berdasarkan hal tersebut
dapat diketahui bahwa tujuun sejarah spekulatif menurut Charles Darwin adalah
tidak memiliki tujuan, mengingat penggerak sejarahnya sendiri adalah proses
seleksi alam secara
otomatis pula
proses yang ada juga berlangsung alamiah dari alam sehingga tidak memiliki
target atau tujuan pasti tanpa adanya campur tangan dari siapapun.
BAB 3 SIMPULAN
3.1 Charles
Darwin adalah seorang naturalis Inggris yang teori revolusionernya meletakkan
landasan bagi teori evolusi modern dan prinsip garis keturunan yang sama (common descent) dengan mengajukan
seleksi alam sebagai mekanismenya.
3.2 Darwin
(1858) mengajukan 2 teori pokok yaitu spesies yang hidup sekarang berasal dari
spesies yang hidup sebelumnya, dan evolusi terjadi melalui seleksi alam
3.3 Pola atau irama gerak sejarah spekulatif
menurut pandangan Charles Darwin adalah evolutif divergen, motor penggeraknya
adalah seleksi alam, dan tidak memiliki tujuan.
DAFTAR PUSTAKA
Muhamad Nurdin
Fathurrohman (2014) Biografi Charles
Darwin Penemu Teori Evolusi
CV.
Widyapustaka. 2012. Sosiologi. Bandung
: Pandawa.
Poedjawijatna. 1980. Pembimbing
ke Arah Alam Filsafat. Pustaka Sarjana.Jakarta