Senin, 15 Desember 2014

Pandangan dan Pemikiran Filsafat Sejarah Spekulatif Charles Darwin





BAB 1. PENDAHULUAN

1.1  Latar Bekakang
            Pengetahuan terbagi dalam beberapa tingkatan, yakni pengetahuan biasa, ilmu pengetahuan yang diperoleh dari analisis pengetahuan biasa menggunakan metode ilmiah, fisafat, dan agama. Filsafat masuk dalam kategori tingkatan ilmu karena filsafat sendiri adalah merupakan hasil pemikiran yang mendalam mengenai sesuatu yang belum dapat dipecahkan ketika menggunakan ilmu pengetahuan.
            Filsafat berasal dari kata Philosophia gabungan dari philo atau philos dan Sophia. Philo atau philos berarti teman atau sahabat sedangkan Sophia dapat diartika sebagai pengetahuan yang bijaksana. Jadi filsafat dapat diartikan sebagai hasrat atau keinginan yang sungguh-sungguh untuk mengerti secara mendalam, mencari kebenaran hakiki. akar atau hakekat tentang sesuatu.
            Filsafat memiliki banyak cabang, salah satunya adalah filsafat sejarah, dimana filsafat sejarah sendiri terbagi menjadi dua yakni filsafat sejarah spekulatif dan filsafat sejarah kritis. Dalam kaitannya selanjutnya, filsafat sejarah spekulatif terbagi atas tiga periode yakni zaman kuno, pertengahan, dan zaman modern.
            Dalam hal ini, pandangan dan pemikiran filsafat sejarah spekulatif Charles Darwin masuk dalam kategori filsafat sejarah masa modern, bersama tokoh-tokoh pemikir lain seperti Hegel. Marx, Spengler, Toynebee, dan lainnya.
            Dalam  pandangan dan pemikiran filsafat sejarah spekulatif Charles Darwin lebih menekankan pada pendapatnya terhadap pertumbuhan makhaluk hidup dari tingkat sederhana ke tingkat yang lebih kompleks. Hasil pemikiran Darwin sendiri yang paling terkenal adalah On The Origins of Species. Selain menekankan pada ilmu alam, hasil pemikiran Darwin juga dikaitkan dengan ilmu sosial yang kemudian dikenal dengan Darwinisme Sosial yang juga berpengaruh pada pemikiran dalam filsafat sejarah spekulatif.  Atas dasar perihal tersebutlah, penulis berusaha mendalami sekaligus


mengkaji mengenai pemikiran filsafat sejarah spekulatif Charles Darwin  yang dirumuskan pada judul  Pandangan dan Pemikiran Filsafat Sejarah Spekulatif Charles Darwin.
                                     

1.2  Rumusan Masalah
            Bedasarkan latar belakang dan ruang lingkup seperti yang tersaji diatas, maka peneliti mengidentifikasi permasalahan yang akan dikaji di dalam karya tulis ini, diantaranya sebagai berikut:
1.2.1        Bagaimana biografi Charles Darwin?
1.2.2        Bagaimana pandangan Charles Darwin dalam filsafat sejarah spekulatif?
1.2.3        Bagaimana irama atau pola, motor penggerak, dan tujuan dalam filafat sejarah spekulatif menurut pandangan Charles Darwin?


1.3  Tujuan
            Bedasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai peneliti dalam penulisan karya tulis ini ialah:
1.3.1        Mengetahui biografi Charles Darwin
1.3.2        Mengetahui pandangan Charles Darwin dalam filsafat sejarah spekulatif
1.3.3        Mengetahui irama atau pola, motor penggerak, dan tujuan dalam filsafat sejarah spekulatif menurut pandangan Charles Darwin


1.4  Manfaat
Karya tulis ini diharapkan dapat memberi manfaat yang baik bagi semua kalangan masyarakat, sehingga berdasarkan rumusan masalah dan tujuan pengkajian sebagaimana yang tersaji diatas, maka hasil pengkajian ini dapat memberi manfaat sebagai berikut:


1.4.1        Bagi penulis, memberi  pengalaman serta mengasah kemampuan dalam menulis karya tulis ilmiah;
1.4.2        Bagi mahasiswa, dapat memberi wawasan mengenai pandangan dan pemikiran filsafat sejarah spekulatif Charles Darwin
1.4.3        Bagi pembaca dan masyarakat luas, dapat dijadikan referensi bacaan mengenai pandangan dan pemikiran filsafat sejarah spekulatif Charles Darwin






















BAB 2. PEMBAHASAN


2.1   Biografi Charles Darwin
          Charles Darwin dilahirkan di Shrewsbury, Shropshire, Inggris, di rumah keluarganya, the Mount House pada tanggal 12 Februari 1809. Ia adalah anak kelima dari enam bersaudara dari seorang dokter yang kaya, Robert Darwin dan Susannah Wedgwood. Kakeknya, Erasmus Darwin (penyair, dokter, ahli filsafat, dan penemu termasyhur) dari pihak ayah dan Josiah Wedgwood dari pihak ibunya. Keduanya berasal dari keluarga Inggris terkemuka, keluarga Darwin - Wedgwood yang mendukung gereja Unitarian. Ibunya meninggal dunia ketika Charles masih berusia delapan tahun. Ketika pada tahun berikutnya ia bersekolah di Sekolah Shrewsbury yang tidak begitu jauh, ia tinggal di asrama sekolah itu.

            Selepas ditinggal oleh ibunya, Ia lalu diasuh kakak perempuannya yang bernama Carolin. Carolin mendidik Darwin menjadi anak yang suka menolong sesama. Ketika itu Darwin suka melamun dan bohong kecil. Kegemarannya mengumpulkan benda-benda seperti cap, sejenis perangko, batu-batuan dan benda-benda yang terbuat dari logam. Pada umur 9 tahun ia masuk SD di Shrewsbury. Tapi, seperti 
Edison, ia membenci semua mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Maka ia termasuk anak orang kaya yang bodoh atau anak bodoh yang kelak jadi termasyhur di seluruh dunia. Pada umur 16 tahun Darwin dimarahi ayahnya. Kata ayahnya, "Kau bersekolah tapi malas belajar. Yang kau utamakan hanya berburu dan menangkap tikus. Yang kau perlihatkan hanya anjing. Kau hanya membuat malu orang tua. Seharusnya kau merasa malu juga".

            Karena orang tuanya kaya dan terpandang, Darwin menikmati kenyamanan dan mempunyai akses untuk mengenyam fasilitas-fasilitas pendidikan yang bagus, sehingga Darwin dapat masuk Universitas Edinburgh


jurusan kedokteran. Di sini ia tidak mau belajar. Waktunya ia habiskan untuk bermain-main di pantai. Ia mengumpulkan bintang-binatang laut seperti kepiting, rajungan, dan kerang. Ia sering ikut para nelayan mengumpulkan kerang mutiara. Kadang-kadang ia menguliti burung dan mengisinya dengan kapas, lalu mengeringkannya. Tentu saja kuliahnya gagal. Karena gagal ia pindah ke Cambridge supaya belajar jadi pendeta. Di sini ia terpaksa banyak membaca Alkitab. Ia berkenalan dengan bagaimana Tuhan menciptakan alam semesta, tumbuhan, hewan, dan manusia, menurut Alkitab. Setiap kali Tuhan bersabda, terciptalah apa yang disabdakannya. Di dalam otak Darwin mulai timbul pertanyaan semacam ini, "Benarkah manusia tercipta dengan tiba-tiba?" Tapi hampir seluruh waktunya ia hamburkan untuk naik kuda dan berburu. Akibatnya kuliahnya gagal lagi. Untunglah ia berkenalan dengan John Stevens Henslow, professor botani, yang mendidik Darwin menjadi pencinta biologi.

           Charles Robert Darwin adalah ahli biologi, geologi dan ekologi Inggris, penemu teori evolusi, pengarang, penyelidik, dan peneliti alam.  Ia adalah seorang naturalis Inggris yang teori revolusionernya meletakkan landasan bagi teori evolusi modern dan prinsip garis keturunan yang sama (common descent) dengan mengajukan seleksi alam sebagai mekanismenya. Teori ini kini dianggap sebagai komponen integral dari biologi (ilmu hayat).

            Ia mengembangkan minatnya dalam sejarah alam ketika ia mula-mula belajar  ilmu kedokteran, dan kemudian teologi, di universitas. Perjalanan lautnya ke seluruh dunia selama lima tahun di atas kapal HMS Beagle tulisan-tulisannya yang berikutnya menjadikannya seorang geologis terkemuka dan penulis yang terkenal. Pengamatan biologisnya membawanya kepada kajian tentang transmutasi spesies dan ia mengembangkan teorinya tentang seleksi alam pada 1838. Karena sadar sepenuhnya bahwa orang-orang lain yang mengemukakan gagasan-gagasan yang dianggap sesat seperti itu mengalami hukuman yang hebat,


ia hanya menyampaikan penelitiannya ini kepada teman-teman terdekatnya. Namun ia meneruskan penelitiannya dengan menyadari akan munculnya berbagai keberatan terhadap hasilnya. Namun pada 1858 informasi bahwa Alfred Russel Wallace juga menemukan teori serupa mendorongnya melakukan penerbitan bersama tentang teori Darwin.
            Bukunya On the Origin of Species by Means of Natural Selection, or The Preservation of Favoured Races in the Struggle for Life (biasanya disingkat menjadi The Origin of Species) (1859) merupakan karyanya yang paling terkenal sampai sekarang. Buku ini menjelaskan evolusi melalui garis keturunan yang sama sebagai penjelasan ilmiah yang dominan mengenai keanekaragaman di dalam alam. Darwin diangkat menjadi Fellow of the Royal Society, melanjutkan penelitiannya, dan menulis serangkaian buku tentang tanaman dan binatang, termasuk manusia, dan yang menonjol adalah The Descent of Man, and Selection in Relation to S3x dan The Expression of the Emotions in Man and Animals. Bukunya yang terakhir adalah tentang cacing tanah.



2.2  Pandangan Charles Darwin dalam Filsafat Sejarah Spekulatif
2.2.1                    Teori Evolusi Charles Darwin
            Charles Darwin merupakan seorang tokoh naturalis Inggris yang teori revolusionernya meletakkan landasan bagi teori evolusi modern dan prinsip garis keturunan yang sama (common descent) dengan mengajukan seleksi alam sebagai mekanismenya. Teori ini kini dianggap sebagai komponen integral dari biologi (ilmu hayat).
            Karyanya yang paling terkenal adalah On The Origin of Species yang diterbitkan pada tahun 1859. Ide tentang terjadinya evolusi biologis sudah lama menjadi pemikiran manusia. Namun, di antara berbagai teori evolusi yang pernah diusulkan, nampaknya teori evolusi oleh Darwin yang paling dapat diterima.


Darwin (1858) mengajukan 2 teori pokok yaitu spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies yang hidup sebelumnya, dan evolusi terjadi melalui seleksi alam. Perkembangan tentang teori evolusi sangat menarik untuk diikuti. Darwin berpendapat bahwa berdasarkan pola evolusi bersifat gradual, berdasarkan arah adaptasinya bersifat divergen dan  berdasarkan hasilnya sendiri selalu dimulai terbentuknya varian baru.
            Dalam perkembangannya teori evolusi Darwin mendapat tantangan (terutama dari golongan agama, dan yang menganut paham teori penciptaan – Universal Creation), dukungan dan pengkayaan-pengkayaan. Jadi, teori sendiri juga berevolusi sehingga teori evolusi biologis yang sekarang kita kenal dengan label “Neo Darwinian” dan “Modern Sintesis”, bukanlah murni seperti yang diusulkan oleh Darwin. Berbagai istilah di bawah ini merupakan hasil pengkayaan yang mencerminkan pergulatan pemikiran dan argumentasi ilmiah seputar teori evolusi: berdasarkan kecepatan evolusi (evolusi quasi dan evolusi quantum); berdasarkan polanya (evolusi gradual, evolusi punctual, dan evolusi saltasi) dan berdasarkan skala produknya (evolusi makro dan evolusi mikro).
Banyak hal dan pemikiran ahli lain yang mempengaruhi perkembangan teori Darwin, antara lain:
1)       Ekspedisi ke lautan Galapagos ditemukan bahwa perbedaan bentuk paruh burung Finch disebabkan perbedaan jenis makanannya.
2)       Geolog Charles Lyell (1830) menyatakan bahwa batu-batuan di bumi selalu mengalami perubahan. Menurut Darwin, hal-hal tersebut kemungkinan mempengaruhi makhluk hidupnya. Pikiran ini juga didasarkan pada penyelidikannya pada fosil.
3)       Pendapat ekonom Malthus yang menyatakan adanya kecendrungan kenaikan jumlah penduduk lebih cepat dari kenaikan produksi pangan. Hal ini menimbulkan terjadinya suatu persaingan untuk kelangsungan



hidup. Oleh Darwin hal ini dibandingkan dengan seleksi yang dilakukan oleh para peternak untuk memperoleh bibit unggul.
4)       Pendapat beberapa ahli seperti Geoffroy (1829), WC Wells (1813), Grant (1826), Freke (1851), dan Rafinisque (1836).
Karangan Darwin tersebut mengilhami para pendukung spekulatif sehingga mereka menyususun semacam “hukum evolusi” bagi sejarah.  Sejarah ditandai oleh suatu “struggle for life” antara orang-perorang, kelompok-kelompok, bangsa-bangsa dan  seterusnya. Sebaliknya pula,  ada pendapat bahwa sejarah itu adalah siklis atau melingkar, sejarah selalu berulang kembali. (Sundoro. 2009: 23).
            Teori Darwin berkenaan dengan hukum rimba. Dimana pihak yang kuat akan mengalahkan pihak yang lemah. Pada hakekatnya, menurut Darwin dunia adalah “arena perjuangan” untuk mempertahankan hidup. Alam sebagai ring tempat perkelahian tanpa ada rasa belas kasih. Hidup adalah sebuah pertikaian abadi. Dari pertikaian akan menciptakan perkembangan
            Dari teorinya, dapat diringkas bahwa Darwin menjelaskan bahwa semua spesies mahluk hidup yang hidup di dunia ini-termasuk manusia-berasal dari nenek moyang yang sama, yakni mahluk bersel satu sejenis protozoa. Mahluk bersel satu ini tercipta dengan sendirinya-tanpa melibatkan Tuhan, terdiri dari asam amino dan air.
            Mahluk sederhana itu kemudian melakukan adaptasi dengan alam, sehingga mendapatkan sifat baru yang lebih baik dari sebelumnya. Sifat baru itu kemudian diwariskan kepada generasi-generasi berikutnya, sehingga terakumulasi, dan akhirnya tercipta spesies baru yang sama sekali berbeda dengan moyangnya. Mahluk baru itu kemudian berevolusi juga hingga tercipta spesies baru yang lainnya. Begitu seterusnya, sehingga muncul berbagai spesies yang ada sekarang, termasuk manusia.

           

Menurut Darwin, semua proses itu berjalan begitu saja secara alamiah, tanpa ada peran Tuhan di dalamnya. Alam telah memiliki mekanisme sendiri untuk mengatur kehidupan di dalamnya.  Jadi tidak perlu melibatkan Tuhan untuk mengaturnya. Pemikiran ini ada di benak Darwin dikarenakan dia seorang penganut faham agnotisisme, yakni faham yang meragukan keberadaan Tuhan.
            Dalam pandangan Darwin, di alam ini seluruh mahluk hidup harus senantiasa berjuang untuk mempertahankan kehidupannya (struggle for life) dengan ketentuan mutlak, hanya mahluk yang unggul, yang dapat beradaptasi dengan alam akan bertahan hidup (survival for the fittest), lalu dapat melahirkan keturunan baru dan selanjutnya dapat melahirkan spesies baru. Sedangkan yang lemah, yang tidak mampu beradaptasi akan mati lalu punah. Mekanisme itu ia sebut sebagai seleksi alam (natural selection).
Ia memajukan dan mempertahankan teori perkembangan untuk segala sesuatu, pun manusia. Dengan demikian manusia itu sekarang ini hanya hasil yang tertinggi dari perkembangan tersebut serta teratur oleh-oleh hukum mekanik. Seperti dalam tumbuh-tumbuhan serta hewan untuk manusia pun berlaku survival of the fittest dan hukum stugle for life merupakan hukum tertinggi bagi hidupnya. Dalam prinsipnya tak adalah beda antara manusia dan binatang pun tak ada perbedaan inti dengan benda apapun juga. Karena perkembangan ini terbuka juga kemungkinan bahwa kemudian hari akan timbul dari manusia sesuatu yang sempurna dari manusia yang sekarang ini.
Sebenernya evolusi Darwin ini dari sudut filsafat tidak amat banyak bedanya dari positivisme tentang pendapatnya mengenai pengetahuan. Hanya yang dialami sajalah yang sungguh-sungguh, lainnya itu bukanlah kesungguhan atau sekurangan kurangnya manusia tidaklah tahu akan hal-hal yang mengatasi pengalaman.

Oleh karena yang memajukan teori ini Darwin, teori ini ada yang menyebut Darwinisme.

2.2.2                    Darwinisme Sosial
            Sepintas lalu teori Darwin itu seperti tidak punya dampak apa-apa, kecuali sekedar sebuah teori dalam bidang biologi dan paleontologi. Tapi sejarah menunjukkan, teori Darwin atau Darwinisme yang tadinya sebatas pada bidang biologi itu kemudian berkembang menjadi “Darwinisme Sosial”, yakni penerapan teori Darwin dalam berbagai bidang kehidupan manusia, mancakup sosial, ekonomi, politik.
            Pada bidang Sosiologi, kita kenal Teori Evolusi Sosial yang dipopulerkan oleh Sir Herbert Spencer (1820-1903), yang menyatakan bahwa masyarakat berkembang dari bentuk yang sederhana, tidak teratur menjadi bentuk yang koheren dan teratur. Sementara itu, pada kajian Hubungan International, dikenal juga teori International Darwinism dengan konsep negara yang paling kuatlah yang akan menang dalam setiap kancah persaingan internasional.
Evolusi Sosial digambarkan sebagai serangkaian perubahan sosial pada masyarakat yang berlangsung lama dan berawal dari kelompok suku dan/atau masyarakat sederhana dan homogen kemudian secara bertahap menjadi masyarakat yang lebih maju dan akhirnya menjadi masyarakat modern yang heterogen, kompleks dan diferensiasi fungsi. Dalam menjalani tahapan-tahapan perubahan tersebut setiap kelompok masyarakat mempunyai metode/cara yang tidak sama karena menyesuaikan dengan unsur budaya lokal. Adalah pemikiran Auguste Comte sebelum Herbert Spencer, yang menitikberatkan bahwa




masyarakat adalah pemimpin yang memiliki kedudukan dominan terhadap individu manusia pribadi.
            Darwinisme Sosial kemudian hanya memberikan dampak buruk kepada kemanusiaan, dengan menjadi komponen pendukung bagi faham rasialisme, fasisme, kolonialisme, imperialisme, kapitalisme dan komunisme.
Menurut Darwin, ras kulit putih (Eropa) dikatakan sebagai ras beradab, karena proses evolusinya lebih sempurna dari pada kulit berwarna (Asia dan Afrika). Sedangkan ras kulit berwarna dikatakannya sebagai ras biadab, karena sifatnya ‘masih dekat’ dengan kera dan gorila. Karena itu Darwin meramalkan kelak ras kulit putih akan memenangkan pertarungan itu dengan mengalahkan ras kulit berwarna, sehingg ras kulit berwarna akan punah. “Di masa mendatang, tidak sampai berabad-abad lagi, ras-ras manusia beradab hampir dipastikan akan memusnahkan dan menggantikan ras-ras biadab (kulit berwarna) di muka bumi,” tulis Darwin.
Spencer berpendapat, suatu organisme akan bertambah sempurna apabila bertambah kompleks dan terjadi diferensiasi antara bagian-bagiannya. Hal ini berarti ada organisme yang mempunyai fungsi yang lebih matang di antara bagian-bagian lain dari organisme sehingga dapat berintegrasi dengan lebih sempurna. Secara evolusioner, tahap organisme tersebut akan semakin sempurna sifatnya. Dengan demikian organisme mempunyai kriteria yang dapat diterapkan pada setiap masyarakat yaitu kompleksitas, diferensiasi, dan integrasi. Evolusi sosial dan perkembangan sosial pada dasarnya adalah pertambahan diferensiasi dan integrasi, peningkatan pembagian kerja, dan suatu transisi dari keadaan homogen ke keadaan heterogen (Soekanto, 1990: 39-41).

Dalam bukunya Principles of Sociology, Spencer berpendapat bahwa pada masyarakat industri yang telah terjadi diferensiasi dengan mantap, akan ada 


stabilitas yang menuju pada keadaan hidup yang damai. Seperti juga Comte, Spencer berpendapat bahwa tujuan hidup setiap manusia adalah menyesuaikan diri dengan panggilan hidup dalam masyarakat sekitarnya yang selalu berevolusi menuju perbaikan dan kemajuan.

Pusat perhatian Spencer juga tertuju pada gerak yang dipandang sebagai suatu tenaga yang menggerakkan proses pemisahan (diferensiasi, membedabedakan) dan proses mengikat (integrasi, persatuan). Tenaga ini membawa kesamaan dan perpecahan dan ketidakpastian dalam evolusi sehingga membentuk kelompok, golongan, ras, suku bangsa, bangsa, dan negara. Evolusi terus berlanjut, ada yang menuju kesempurnaan, tetapi ada juga yang sebaliknya. Evolusi pada sosiologi mempunyai arti optimis yaitu tumbuh menuju keadaan yang sempurna, kemajuan, perbaikan, kemudahan untuk perbaikan hidupnya.


2.3   Irama, Motor Penggerak, dan Tujuan dalam Filsafat Sejarah Spekulatif Menurut Pandangan Charles Darwin

2.3.1                    Irama atau Pola Filsafat Sejarah Spekulatif Menurut Charles Darwin
            Berdasarkan pemaparan-pemaparan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa pola atau irama gerak sejarah spekulatif menurut pandangan Charles Darwin adalah evolutif divergen. Darwin berpendapat bahwa berdasarkan pola evolusi bersifat gradual, berdasarkan arah adaptasinya bersifat divergen dan  berdasarkan hasilnya sendiri selalu dimulai terbentuknya varian baru.  Sesuai dengan pandangannya bahwa semua makhluk hidup yang ada  saat ini berasal dari satu  spesies yakni hewan bersel satu kemudian beradaptasi dengan alam sehingga mendapatkan sifat baru yang lebih baik dari sebelumnya. Sifat baru itu kemudian diwariskan kepada generasi-generasi berikutnya, sehingga terakumulasi, dan


akhirnya tercipta spesies baru yang sama sekali berbeda dengan moyangnya. Mahluk baru itu kemudian berevolusi juga hingga tercipta spesies baru yang lainnya. Begitu seterusnya, sehingga muncul berbagai spesies yang ada sekarang, termasuk manusia.


2.3.2                    Motor Penggerak Filsafat Sejarah Spekulatif Menurut Charles Darwin

            Motor penggerak disini dapat diartikan sebagai orang maupun suatu hal yang mendalangi suatu sejarah itu terus bergerak dari waktu ke waktu. Menurut Charles Darwin berdasarkan pandangannya dalam  teori Evolusi, motor penggerak dalam sejarah spekulatif adalah proses seleksi alam, dimana seleksi alam inilah yang menentukan gerak suatu hal masih tetap ada maupun musnah. Sehingga dalam hal ini, untuk memenangkan seleksi alam ini, individu ataupun kelompok (makhluk hidup) harus mampu beradaptasi dengan lingkungannya, mampu senantiasa berjuang untuk mempertahankan kehidupannya (struggle for life) dengan ketentuan mutlak, hanya mahluk yang unggul, yang dapat beradaptasi dengan alam akan bertahan hidup (survival for the fittest).


2.3.3                    Tujuan Filsafat Sejarah Spekulatif Menurut Charles Darwin
                        Dalam teori evolusi menurut pandangannya, terdapat dua asumsi yakni spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies yang hidup sebelumnya, dan evolusi terjadi melalui seleksi alam. Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa tujuun sejarah spekulatif menurut Charles Darwin adalah tidak memiliki tujuan, mengingat penggerak sejarahnya sendiri adalah proses seleksi alam secara
otomatis pula proses yang ada juga berlangsung alamiah dari alam sehingga tidak memiliki target atau tujuan pasti tanpa adanya campur tangan dari siapapun.



BAB 3 SIMPULAN


3.1              Charles Darwin adalah seorang naturalis Inggris yang teori revolusionernya meletakkan landasan bagi teori evolusi modern dan prinsip garis keturunan yang sama (common descent) dengan mengajukan seleksi alam sebagai mekanismenya.
3.2              Darwin (1858) mengajukan 2 teori pokok yaitu spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies yang hidup sebelumnya, dan evolusi terjadi melalui seleksi alam
3.3              Pola atau irama gerak sejarah spekulatif menurut pandangan Charles Darwin adalah evolutif divergen, motor penggeraknya adalah seleksi alam, dan tidak memiliki tujuan.

















DAFTAR PUSTAKA


Muhamad Nurdin Fathurrohman (2014) Biografi Charles Darwin Penemu  Teori Evolusi

CV. Widyapustaka. 2012. Sosiologi. Bandung : Pandawa.
Poedjawijatna. 1980. Pembimbing ke Arah Alam Filsafat. Pustaka Sarjana.Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar